PENGETAHUAN
SAINS.
Sains pada prinsipnya merupakan suatu usaha
untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatupengetahuan
yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari dan
dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan
berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah. sains juga
meruapakan gambaran yang lengkap dan konsisten tentang berbagai fakta
pengalaman dalam suatu hubungan yang mungkin paling sederhana.
ONTOLOGI SAINS
Ontologi adalah salah satu bagian penting dalam
filsafat yang membahas atau mempermasalahkan hakikat-hakikat semua yang ada
baik abstrak maupun riil. Ontologi di sini membahas semua yang ada secara
universal, berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan meliputi semua
realitas dalam segala bentuknya.
Objek pengetahuan sains
Objek-objek yang dapat diteliti oleh sains banyak
sekali diantaranya, alam,tumbuhan, hewan, dan manusia, serta kejadian-kejadian
di sekitar alam, semuanya dapat diteliti oleh sains. Dari penelitian itulah
muncul teori-teori sains. Teori-teori itu berkelompok atau dikelompokkan dalam
masing-masing cabang sains.Cara memperoleh pengetahuan sains didapat dengan
menerapkan paham humanisme, rasionalisme, empirisme, dan
positivisme.Humanismeialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa manusia mampu
mengatur dirinya dan alam. Humanisme telah muncul pada zaman Yunani Lama
(Yunani Kuno).Rasionalismeialah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat
pencari dan pengukur pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal, temuannya
diukur dengan akal pula.Empirisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa
yang benar ialah yang logis dan ada bukti empiris.Positivisme mengajarkan bahwa
kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisme, yang terukur.
Cara
memperoleh pengetahuan sains :
Empirisme
Empirisme adalah suatu
cara/metode dalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan
melalui pengalaman. John Locke, bapak empirisme Britania, mengatakan bahwa pada
waktu manusia di lahirkan akalnya merupakan jenis catatan yang kosong (tabula
rasa),dan di dalam buku catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman inderawi.
Menurut Locke, seluruh sisa pengetahuan kita diperoleh dengan jalan menggunakan
serta memperbandingkan ide-ide yang diperoleh dari penginderaan serta refleksi
yang pertama-pertama dan sederhana tersebut.
Ia memandang akal sebagai sejenis
tempat penampungan,yang secara pasif menerima hasil-hasil penginderaan
tersebut. Ini berarti semua pengetahuan kita betapa pun rumitnya dapat dilacak
kembali sampai kepada pengalaman-pengalaman inderawi yang pertama-tama, yang
dapat diibaratkan sebagai atom-atom yang menyusun objek-objek material. Apa
yang tidak dapat atau tidak perlu di lacak kembali secara demikian itu bukanlah
pengetahuan, atau setidak-tidaknya bukanlah pengetahuan mengenai hal-hal yang
factual.
b. Rasionalisme
Rasionalisme berpendirian bahwa
sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan karena rasionalisme mengingkari
nilai pengalaman, melainkan pengalaman paling-paling dipandang sebagai sejenis
perangsang bagi pikiran. Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan
kesesatan terletak di dalam ide kita, dan bukannya di dalam diri barang
sesuatu. Jika kebenaran mengandung makna mempunyai ide yang sesuai dengan atau
menunjuk kepada kenyataan, maka kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita
dan hanya dapat diperoleh dengan akal budi saja.
c. Fenomenalisme
Bapak Fenomenalisme adalah
Immanuel Kant. Kant membuat uraian tentang pengalaman. Barang sesuatu
sebagaimana terdapat dalam dirinya sendiri merangsang alat inderawi kita dan
diterima oleh akal kita dalam bentuk-bentuk pengalaman dan disusun secara
sistematis dengan jalan penalaran. Karena itu kita tidak pernah mempunyai pengetahuan
tentang barang sesuatu seperti keadaannya sendiri, melainkan hanya tentang
sesuatu seperti yang menampak kepada kita, artinya, pengetahuan tentang gejala
(Phenomenon).
Bagi Kant para penganut empirisme
benar bila berpendapat bahwa semua pengetahuan didasarkan pada
pengalaman-meskipun benar hanya untuk sebagian. Tetapi para penganut
rasionalisme juga benar, karena akal memaksakan bentuk-bentuknya sendiri
terhadap barang sesuatu serta pengalaman.
d. Intusionisme
Menurut Bergson, intuisi adalah
suatu sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika. Analisa, atau
pengetahuan yang diperoleh dengan jalan pelukisan, tidak akan dapat
menggantikan hasil pengenalan secara langsung dari pengetahuan intuitif.
Salah satu di antara unsur-unsur
yang berharga dalam intuisionisme Bergson ialah, paham ini memungkinkan adanya
suatu bentuk pengalaman di samping pengalaman yang dihayati oleh indera. Dengan
demikian data yang dihasilkannya dapat merupakan bahan tambahan bagi
pengetahuan di samping pengetahuan yang dihasilkan oleh penginderaan. Kant
masih tetap benar dengan mengatakan bahwa pengetahuan didasarkan pada
pengalaman, tetapi dengan demikian pengalaman harus meliputi baik pengalaman
inderawi maupun pengalaman intuitif.
Hendaknya diingat, intusionisme
tidak mengingkati nilai pengalaman inderawi yang biasa dan pengetahuan yang
disimpulkan darinya. Intusionisme setidak-tidaknya dalam beberapa bentuk hanya
mengatakan bahwa pengetahuan yang lengkap di peroleh melalui intuisi, sebagai
lawan dari pengetahuan yang nisbi, yang meliputi sebagian saja yang diberikan
oleh analisis. Ada yang berpendirian bahwa apa yang diberikan oleh indera
hanyalah apa yang menampak belaka, sebagai lawan dari apa yang diberikan oleh
intuisi, yaitu kenyataan. Mereka mengatakan, barang sesuatu tidak pernah
merupakan sesuatu seperti yang menampak kepada kita, dan hanya intuisilah yang
dapat menyingkapkan kepada kita keadaanya yang senyatanya.
e. Dialektis
Yaitu tahap logika yang
mengajarkan kaidah-kaidah dan metode penuturan serta analisis sistematik
tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam pandangan. Dalam
kehidupan sehari-hari dialektika berarti kecakapan untuk melekukan perdebatan.
Dalam teori pengetahuan ini merupakan bentuk pemikiran yang tidak tersusun dari
satu pikiran tetapi pemikiran itu seperti dalam percakapan, bertolak paling
kurang dua kutub.
f. Metode Ilmiah
Metode Ilmiah mengatakan untuk
memperoleh pengetahuan yang benar dilakukan langkah berikut: logico-hypothetico-verificartif.
Maksudnya, mula-mula buktikan bahwa itu logis, kemudian ajukan hipotesis
kemudian lakukan pembuktian hipotesis itu secara empiris. Metode Ilmiah secara
teknis dan rinci dijelaskan dalam satu bidang ilmu yang disebut Metode Riset. Metode Riset
menghasilkan model-model penelitian. Model-model penelitian inilah yang menjadi
instansi terakhir dan memang operasional dalam membuat aturan (untuk mengatur
manusia dan alam) tadi. Hasil-hasil penelitian itulah yang sekarang serupa
tumpukan pengetahuan sain dalam berbagai bidang.
Stuktur Sains
Dalam garis besar sains dibagi menjadi dua; yaitu sains kealaman dan sains
sosial, yang menjelaskan struktur sains dalam bentuk nama-nama ilmu.
a. Sains Kealaman
– Astronomi;
– Fisika : mekanika, bunyi, cahaya, dan optic, fisika, nuklir
– Kimia : kimia organik, kimia teknik
– Ilmu bumi: paleontology, ekologi, geofisika, geokimia, mineralogy, geografi
– Ilmu hayat : biofisika, botani, zoology
– Astronomi;
– Fisika : mekanika, bunyi, cahaya, dan optic, fisika, nuklir
– Kimia : kimia organik, kimia teknik
– Ilmu bumi: paleontology, ekologi, geofisika, geokimia, mineralogy, geografi
– Ilmu hayat : biofisika, botani, zoology
b. Sains Sosial
– Sosiologi: sosiologi komunikasi, sosiologi politik, sosiologi
pendidikan
– Antropologi: antropologi budaya, antropologi ekonomi, antropologi
politik
– Psikologi: psikologi pendidikan, psikologi anak, psikologi abnormal
– Ekonomi : ekonomi makro, ekonomi lingkungan, ekonomi pedesaan
– Politik : politik dalam negeri, politik hukum, politik internasional
– Sosiologi: sosiologi komunikasi, sosiologi politik, sosiologi
pendidikan
– Antropologi: antropologi budaya, antropologi ekonomi, antropologi
politik
– Psikologi: psikologi pendidikan, psikologi anak, psikologi abnormal
– Ekonomi : ekonomi makro, ekonomi lingkungan, ekonomi pedesaan
– Politik : politik dalam negeri, politik hukum, politik internasional
c. Berikut ada tambahan dari
dua sains di atas, yaitu :
– Seni : seni abstrak, seni grafik, seni pahat, seni tari
– Hukum :hukum pidana, hukum tata usaha negara, hukum adat
– Filsafat: logika, etika, estetika
– Bahasa : sastra
– Agama : Islam, Kristen, Confucius
– Sejarah: sejarah Indonesia, sejarah dunia
– Seni : seni abstrak, seni grafik, seni pahat, seni tari
– Hukum :hukum pidana, hukum tata usaha negara, hukum adat
– Filsafat: logika, etika, estetika
– Bahasa : sastra
– Agama : Islam, Kristen, Confucius
– Sejarah: sejarah Indonesia, sejarah dunia
refrensi
1.
Suriasumantri, Jujun S. 1990. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
2.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
3.
Ensiklopedia Britannica, dalam Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar